Ahmad Rasyid Sutan Manshur adalah sosok yang paling bersemangat mendakwahkan misi-misi Muhammadiyah setelah sang pendiri KH. Ahmad Dahlan.

Beliau pribadi yang sangat cinta Al-Quran, kemana pun beliau pergi mushaf Al-Quran selalu bersamanya. Mushaf tersebut di baca dan dikaji berulang-ulang di setiap waktu.

Dalam hal muamalah beliau sangat unik. Buya Hamka pernah mengisahkan bahwa suatu ketika seseorang menghibahkan kayu yang cukup untuk membangun sebuah rumah kepada AR. Sutan Manshur.

Tidak lama berselang, seseorang mengadukan kesulitannya karena tidak punya rumah padahal dia menanggung anak-anak yatim yang tentunya masih kecil-kecil. Tanpa berpikir lama AR. Sutan Manshur langsung menghibahkan kembali kayu-kayu bahan baku rumah tersebut kepada orang yang membutuhkannya, padahal saat itu beliau belum punya rumah.

Dalam banyak kesempatan AR. Sutan Manshur sering sekali memberikan uang terakhir yang beliau miliki, padahal setelah itu sang istri mengadu bahwa tidak ada lagi beras yang tersisa untuk dimasak menjadi nasi.

Mengapa Buya Hamka tahu istri sang guru mengadu tidak  ada lagi beras yang tersisa?

Sekadar info, istri AR. Sutan Manshur adalah kakak kandung Buya Hamka atau anak perempuan tertua dari Haji Abdul Karim Amrullah.

      ***

Bangsa ini merdeka dan mulia karena perjuangan sosok-sosok yang seperti dikisahkan tersebut di atas.

Sifat empati dan kepeduliaan serta berupaya saling membantu adalah karakter yang menonjol dari para pendiri bangsa.

Sebaliknya, hanya membatu dan tidak peduli dengan kesulitan sesama bahkan dengan arogan menyatakan bahwa “Hal tersebut buka urusan kita,” adalah karakter perusak bangsa. Karena untuk menghasilkan durian yang berkualitas baik, maka seisi kebun harus ditanami pohon durian yang baik.

Demikian pula kebun-kebun lain disekitarnya.

Sebaliknya, jika ada satu hama yang dibiarkan merusak satu pohon atau kebun, maka semua pohon atau kebun berpotensi dirusak oleh hama tersebut.

Akan tetapi kau perusak sering sekali tidak sadar mereka sedang melakukan kerusakan.

وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِۙ قَالُوْٓا اِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُوْنَ اَلَآ اِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُوْنَ وَلٰكِنْ لَّا يَشْعُرُوْنَ

Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Janganlah berbuat kerusakan di bumi!” Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan.”

Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari.” (QS. Al-Baqarah: 11-12)

Oleh: Fakhrizal Idris

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *