Sejak tak lagi aktif di Tentara Nasional Indonesia, Jendral purnawirawan bintang tiga tersebut banyak melowongkan waktu membaca dan mendengarkan ceramah agama.
“Dalam prinsip ajaran Islam yang saya yakini, membuat patung adalah perbuatan dosa besar dan dilarang.” Demikian tegas mantan Pangkostrad era presiden RI ke-6 itu.
Mungkin yang dimaksud oleh sang Jendral adalah sabda Nabi
إِنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَذَاباً عِنْدَ اللهِ يَوْمَ القَيَامَةِ المُصَوِّرُوْنَ
“Sesungguhnya orang yang paling keras siksaannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah orang-orang yang suka menggambar (makhluk hidup)”. HR. Al-Bukhari (5950) dan Muslim (2109).
Pada masa kepemimpinannya, beliau pernah menginisiasi pembuatan diorama tokoh-tokoh yang berjasa dalam menumpas gerakan komunis di Indonesia.
Replika berwujud patung-patung dari tokoh-tokoh tersebut di tempatkan di Museum Kostrad.
Atas dasar prinsip ingin menebus kesalahan di masa lalu atau bertobat, Jendral Purnawirawan tersebut melakukan permohonan kepada Pangkostrad Definitif agar patung-patung tersebut tidak lagi dipajang di sana.
Gayung bersambut, sang junior pun mengabulkan permintaan sang senior.
Setidaknya beliau sudah berupaya menebus kesalahannya di masa lalu.
Anak keturunan salah seorang Pahlawan Nasional hingga saat ini masih saja hobi membuatkan patung dalam ukuran yang sangat besar, replika dari kakek mereka yang sangat mereka banggakan
Bahkan uniknya, anggaran yang digunakan untuk membuat patung-patung itu berasal dari kantong pribadi atau hasil urung dana dari sanak keluarga.
Padahal larangan untuk membuat patung makhluk hidup dan yang semisalnya sangat tegas.
Penyebab utama hal itu dapat terjadi sepertinya adalah ketidaktahuan
***
Setiap insan pasti pernah melakukan kesalahan, dosa dan kesalahan penyebab utamanya adalah ketidaktahuan atau kejahilan.
Tidak pernah berhenti belajar meskipun telah memasuki masa tua adalah solusi mengangkat kejahilan dari diri sendiri, kemudian berupaya mengangkat kejahilan dari orang-orang di sekitar.
Allah Ta’ala tidak pernah memerintahkan Nabi Muhammad ﷺ untuk meminta tambahan sesuatu terkait urusan duniawi kecuali perintah untuk ditambahkan ilmu.
وَقُلْ رَّبِّ زِدْنِيْ عِلْمًا
“Dan katakanlah, “Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku.” QS. Taha:20
Oleh: Fakhrizal Idris