Tiga dokter

Byadmin

Aug 9, 2021

Lahir di tengah-tengah keluarga yang berprofesi di bidang kesehatan menjadikan pemuda tersebut bercita-cita menjadi dokter.

Tak perlu menunggu lama, ketika tamat dari Sekolah Menengah Atas (SMA), pemuda belia itu meninggalkan kampung halamannya, merantau ke kota. Langsung ikut ujian masuk perguruan tinggi dengan jurusan tujuan di fakultas kedokteran tentunya. Keluarga besar juga sangat mendukung keinginan dan cita-citanya.

Takdir tak dapat ditolak, harapannya untuk menjadi mahasiswa fakultas kedokteran harus pupus. Dia tidak di terima di Universitas dan fakultas yang dimaksud.

Tak  mengenal putus asa, pemuda tersebut mencoba kembali mendaftar di tahun berikutnya. Namun masih gagal, bahkan ketika dia mencoba pada kesempatan terakhir yaitu di tahun ketiga kelulusannya dari SMA, hasilnya masih sama. Dinyatakan tidak lulus dan tidak diterima di fakultas kedokteran.

Dalam tiga tahun penantian yang berakhir dengan kegagalan tersebut, sang pemuda tetap berkuliah. Statusnya sebagai mahasiswa fakultas ekonomi, jurusan yang tidak dia minati. Bahkan selama masa kuliah sang pemuda tidak pernah pulang kampung walau sekali saja.

Malu katanya, karena ketika berangkat merantau dahulu orang sekampung ikut mengantar kepergiannya. Dan diharapkan kelak kembali sudah menjadi dokter.

Kelak, setelah menjadi sarjana ekonomi. Pemuda tersebut menjalankan bisnis yang cukup sukses. Dia juga menikah dan dikaruniai seorang anak perempuan dan kemudian hari dia nikahkan.

Hari terus berganti, hingga suatu ketika dia rindu kampung halaman.

Kali ini, dia memberanikan diri untuk pulang dan ternyata disambut baik oleh pihak keluarga dan orang sekampung.

Tidakkah dia merasa malu pulang ke kampung, karena tidak berhasil menjadi dokter?

“Saya memang tidak berhasil menjadi dokter, akan tetapi ketika pulang kampung, saya membawa tiga orang dokter. Dokter pertama adalah istri saya, dokter kedua adalah anak perempuan saya. Dan dokter yang ketiga adalah menantu laki-laki saya.” Ujar pemilik cerita.

***

Nikmat hidup adalah nikmat yang pertama sekali disebutkan di dalam Al-Quran yaitu dalam surat Al-Baqarah.

Menjadikan hidup hanya untuk mencari rida Allah Ta’ala semata adalah solusi agar tidak mudah lelah menjalani hidup, maka hargailah hidup anda.

Bumi sangat luas, milik Allah Ta’ala. Ikhlas dan berlapang dada menghadapi kenyataan adalah cara terbaik meraih kebaikan.Karena yang terbaik adalah takdir dan pilihan Allah Ta’ala.

عَجَباً لِأَمْرِ المؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لًهُ خَيْرٌ

Menakjubkan perihal seorang mukmin, sungguh setiap perihalnya adalah kebaikan baginya.” HR. Muslim no. 5318

Oleh: Fakhrizal Idris

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *