Sehat dan Kaya

Byadmin

Oct 1, 2020

Produsen pesawat terbang Boeing pernah mencatatkan pengiriman dan produksi pesawat yang meningkat sebelum tahun 2018. Karena tingginya permintaan seri tertentu terhadap pesawat terbang buatannya. Salah satu tipe pesawatnya mencatat penjualan terbaik akibat keinginan berbagai maskapai untuk mendapatkan armada yang hemat bahan bakar.

Untuk mengimbangi permintaan yang tinggi tersebut Boeing meminta karyawannya untuk bekerja lembur. Awalnya semua berjalan lancar, namun belakangan banyak karyawannya yang pura-pura sakit agar tidak perlu lembur. Manusia berbeda dengan robot dan mesin, tidak mampu secara kontinu terus bekerja. Dan uang bukan segalanya, apa gunanya gaji bertambah jika penyakit di tubuh terus berkomplikasi.

Tapi itu cerita dua tahun yang lalu. Hari-hari ini di masa pandemi di tahun 2020, jangankan kerja lembur, Boeing malah menawarkan pensiun sukarela kepada 161.000 karyawannya.

Kondisi begitu cepat berbalik.

Seorang mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di salah satu Universitas di Timur Tengah di tanya temannya, “Mengapa kamu tergesa-gesa menyelesaikan studi? Santailah sedikit, apalagi kitakan beasiswa alias gratis.”

Sambil tersenyum yang di tanya menjawab, “Kamu tidak melihat di sekeliling kita, negara-negara tetangga sedang berperang. Jika kampus tiba-tiba ditutup karena perang bagaimana?”

Kondisi begitu cepat berubah. Kampus ditutup, bukan karena perang  militer tapi karena perang melawan Covid-19.

Seorang penjaga toko (berkebangsaan Mesir) yang menjual bahan pecah belah di dekat Masjid Nabawi pernah ditanya pembelinya,

“Dulu katanya penduduk Mekkah dan Madinah menunggu dan mencari jamaah haji dari Mesir untuk bekerja dan membantu mengangkatkan barang mereka. Sekarang anda orang Mesir datang ke kota Madinah untuk bekerja.”

Dengan santai penjaga toko itu menjawab,

وَتِلْكَ الْاَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِۚ

Dan masa (hari-hari) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran).”

Imam An-Nawawi dalam kitab al-Minhaaj Syarah Shahih Muslim bin Al-Hajjaad, ketika meringkas sebagian pembahasan masalah fikih menyebutkan alasannya, bahwa masalah tersebut sudah beliau bahas di kitab al- Majmu’ Syarah al-Muhadzzab. Namun semua tahu al-Minhaaj selesai ditulis oleh Imam an-Nawawi. Sedangkan al- Majmu’ tidak, hanya sampai kitab Buyuu’ (jual beli) bab tentang riba.

Rasulullah ﷺ telah mengingatkan bahwa,

Dua kenikmatan (yang sering) dilupakan/terperdaya (tidak dimanfaaatkan) oleh kebanyakan manusia yaitu kesehatan dan waktu (faraagh).”

Sering sekali seseorang sehat tapi tidak punya waktu (lowong) karena terus sibuk harus mencari sesuap nasi dan kuota internet. Yang pertama ini biasanya anak muda.

Sebagian orang banyak waktu (lowong)nya karena tidak lagi harus mencari uang. Tabungan dan investasinya sudah memadai. Tapi biasanya tubuh sudah tidak sehat, sering sakit-sakitan. Shalat saja tidak bisa rukuk lama-lama.  Yang kedua ini biasanya orang tua.

Terus, adakah yang muda, sehat, dan tidak perlu mencari rezeki meskipun untuk sepotong roti?

Ada tentu, dialah Imam Nawawi rahimahullah. Beliau makan hanya dari kiriman dan pemberiaan orang tuanya, otomatis semua waktunya untuk menuntut ilmu, mengajarkannya dan menyebarkannya bahkan bisa langgeng hingga masa sekarang ini.

Namun beliau wafat pada usia yang masih tergolong muda.

Dalam sebuah hadits yang Mursal disebutkan,

Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: masa mudamu sebelum datang masa tuamu, waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, dan hidupmu sebelum datang matimu.”

Oleh: Fakhrizal Idris

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *