Pada ketinggian 1650 hingga 2045 MDPL (Meter di Atas Permukaan Laut) desa Batur dan sekitarnya memiliki suhu udara yang cukup dingin. Bisa 15 hingga 18 derajat celcius pada siang hari. Pada malam hari tentu suhu udara menjadi lebih sejuk dari itu.
Wilayah yang sangat basah, menjadikan beragam sayur-sayuran tumbuh subur di sana. Kualitas tumbuhan yang baik dan varietas yang beragam.
Anugerah Sang Pencipta atas alam yang indah dan subur tidak kemudian menjadikan pemerintah boleh berlepas tangan terhadap masyarakatnya.
Suatu ketika penduduk yang wilayahnya termasuk bagian dari Dataran Tinggi Dieng tersebut harus bersusah payah turun gunung. Mereka berunjuk rasa di depan Istana Negara dan Kementerian Perdagangan di Jakarta. Melakukan protes terhadap kebijakan pemerintah yang membuka keran impor kentang sayur dari China.
Sebuah kebijakan yang telah menghancurkan tata niaga kentang sayur di wilayah tersebut. Tanah mereka subur, namun mereka juga membutuhkan pemegang kekuasaan dan pengambil keputusan yang punya hati nurani.
Negeri yang tayibah; udara yang sehat, cuaca yang baik dan rezeki yang dihasilkan dari tanahnya. Semestinya membawa penduduknya kepada rida Allah dan ampunan-Nya.
Para penguasa sebagai khalifatullah di bumi-Nya mesti menciptakan infrastruktur yang terbaik, menjamin keamanan dan tidak ada rasa tertekan. Antar wilayah terkoneksi dengan baik, agar perpindahan uang dan barang dapat berjalan lancar.
Allah Ta’ala berfirman,
لَقَدْ كَانَ لِسَبَاٍ فِيْ مَسْكَنِهِمْ اٰيَةٌ ۚجَنَّتٰنِ عَنْ يَّمِيْنٍ وَّشِمَالٍ ەۗ كُلُوْا مِنْ رِّزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوْا لَهٗ ۗبَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَّرَبٌّ غَفُوْرٌ
“Sungguh, pada kaum Saba’ benar-benar ada suatu tanda (kebesaran dan kekuasaan Allah) di tempat kediaman mereka, yaitu dua bidang kebun di sebelah kanan dan kiri. (Kami berpesan kepada mereka,) “Makanlah rezeki (yang dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik (nyaman), sedangkan (Tuhanmu) Tuhan Yang Maha Pengampun.” QS. 34:15
Batur bagi masyarakatnya adalah akronim dari Baldatun Tayyibatun wa Rabbun Ghafur. Amin
Oleh: Fakhrizal Idris