Manusia yang merdeka setidaknya memiliki dua karakteristik utama. Jika dua karakteristik tersebut senantiasa membersamainya, maka dapat dipastikan orang tersebut sedang menjalani kehidupan yang penuh dengan suasana kemerdekaan.
Pertama: manusia yang merdeka adalah pribadi yang beriman kepada Sang Pencipta alam semesta dan menauhidkan-Nya.
Mengapa demikian?
Karena Islam datang untuk mengeluarkan manusia dari penghambaan kepada sesama makhluk, kepada keimanan hanya kepada Rabb Yang Maha Esa.
Tidakkah orang yang bebas memilih ilah yang disembahnya, dikatakan sebagai manusia bebas atau merdeka!
Manusia yang memiliki banyak sesembahan, pada hakikatnya bukan hamba yang merdeka. Mungkin, dia merdeka memilih untuk menyembah para nabi, orang saleh, matahari, bulan bahkan menyembah api dan materi yang bersifat duniawi. Namun perlu disadari ketika memilih sesembahan yang banyak tersebut dia sedang menyembah hawa nafsunya atau sedang memperturutkan hawa nafsu.
Demikian makna dari firman Allah Ta’ala berikut,
اَرَءَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ اِلٰهَهٗ هَوٰىهُۗ اَفَاَنْتَ تَكُوْنُ عَلَيْهِ وَكِيْلًا ۙ
“Sudahkah engkau (Muhammad) melihat orang yang menjadikan keinginannya sebagai tuhannya. Apakah engkau akan menjadi pelindungnya?”QS. 24:43
Kedua: wujud nyata kemerdekaan adalah melakukan amal saleh dan berpegang teguh kepada kebenaran.
Manusia yang kufur kepada Rabb-nya dan melakukan kefasikan, sebenarnya sedang memenjarakan dan membatasi kehidupan dirinya, di dunia dan di akhirat.
Di dunia manusia yang seperti itu kehidupannya sempit, tidak merdeka.
وَمَنْ اَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِيْ فَاِنَّ لَهٗ مَعِيْشَةً ضَنْكًا وَّنَحْشُرُهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اَعْمٰى
“Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.”” QS. 20:124
Bumi adalah planet yang sangat luas, namun kehidupan orang yang kufur dan fasik sangat sempit adanya.
Diakhirat kelak, tidak ada pilihan bagi kedua golongan manusia tersebut. Ketika mereka ingin minum, hanya ada minuman yang sangat panas mendidih. Ketika mereka makan, makanan mereka tidak membuat tubuh bertumbuh, tidak pula menghilangkan rasa lapar.
تُسْقٰى مِنْ عَيْنٍ اٰنِيَةٍ ۗ لَيْسَ لَهُمْ طَعَامٌ اِلَّا مِنْ ضَرِيْعٍۙ
“5. diberi minum dari sumber mata air yang sangat panas.
6. Tidak ada makanan bagi mereka selain dari pohon yang berduri,” QS. 88: 5-6
Sebaliknya manusia yang beriman dan beramal saleh, mereka bebas memilih apa yang mereka inginkan. Bahkan, hal yang sifatnya duniawi, boleh dan dikabulkan bagi setiap penghuni surga.
لَهُمْ فِيْهَا فَاكِهَةٌ وَّلَهُمْ مَّا يَدَّعُوْنَ ۚ
“Di surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa saja yang mereka inginkan.” QS. 36:57
Oleh karena itu kemerdekaan adalah hak setiap manusia, dan ada kewajiban yang harus ditunaikan untuk mendapatkan kemerdekaan sejati.
Merdeka atau merugi!
Oleh: Fakhrizal Idris