Kekayaan Jeff Bezos di akhir tahun 2020 menembus USD 204,6 miliar atau sekitar Rp. 2.929 triliun. Dengan harta sebesar itu dia didaulat sebagai orang terkaya di dunia. Akan tetapi jangan pernah bayangkan Jeff Bezos menyimpan uang kertas senilai tersebut dalam brangkas di rumahnya.
Karena angka tersebut sebagian besar hanya berupa kepemilikan saham atas 11 persen saham di Amazon.
Bill Gates dan Mark Zuckerberg dengan kekayaan masing-masing di atas USD 100 miliar juga tidak menyimpan emas berton-ton dengan nilai tersebut. Sama dengan Bezos, keduanya juga memiliki saham di perusahaan teknologi yang kemudian di akumulasi nilainya dengan angka-angka tersebut.
Jika suatu saat mereka membutuhkan uang kertas sebagai alat tukar dengan jumlah tertentu dan untuk kebutuhan tertentu maka ada saja pihak yang mau menukar uang kertasnya dengan lembaran saham-saham tersebut.
Seperti yang pernah dilakukan oleh beberapa pengusaha muda Indonesia. Ketika mereka terlibat di kontestasi politik 2019, mereka melepas lembaran sahamnya untuk ikut membiayai kampanye pada saat itu.
Salah seorang dari mereka dilansir oleh Bloomberg menghabiskan USD 100 Juta atau Rp. 1,4 triliun. Uang tersebut di dapat dari penjualan sahamnya dalam beberapa tahapan.
Kaya di atas adalah versi majalah Forbes.
***
Pada akhirnya, seiring perjalanan waktu kekayaan mengalami sudut pandang dan kondisi yang berbeda.
Jika dahulu Karun disebut kaya dengan gudang-gudang penyimpanan harta dan kuncinya yang berjibun, maka Abu Sufyan di kenal kaya raya dengan profesi sebagai pengelola dagangan kaum Quraisy ke negeri Yaman dan Syam.
Uang kertas Dollar yang beredar di luar Amerika Serikat lebih banyak dari yang beredar di dalam negerinya, antara lain banyak beredar di kawasan Timur Tengah.
Namun masyarakat Timur Tengah sadar bahwa uang tidak bisa dimakan. Maka mereka membelanjakan uangnya untuk mengimpor beras dari India dan menyewa lahan pertanian di Afrika Barat untuk menyuplai kebutuhan mereka.
Makin kaya manusia makin dia membutuhkan manusia lainnya.
Abu Abdirrahman Hatim Al-Asham (w. 237 H) pernah memberikan resep bagaimana menjadi kaya (merdeka) dari manusia. Beliau berkata, “Berikan kepada manusia hartamu dan jangan ambil harta mereka sedikit pun. Tunaikan hak-hak mereka dan jangan minta kepada seorang pun dari mereka hakmu. Pikullah beban mereka dan jangan engkau bebani mereka dengan sesuatu apa pun. Mudah-mudahan engkau selamat.”
Nabi Muhammad ﷺ pernah menyebutkan bahwa kaya itu dicintai Allah Ta’ala, namun dari sudut pandang yang berbeda.
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعَبْدَ التَّقِيَّ الْغَنِيَّ الْخَفِيَّ
“Allah mencintai hamba yang bertakwa dan kaya (jiwanya) serta terus beribadah dalam kesembunyian.” HR. Muslim (2965).
Imam An-Nawawi rahimahullah menegaskan makna kaya dalam hadis adalah kaya hati dan jiwa.
Oleh: Fakhrizal Idris