Allah Ta’ala berfirman yang artinya,

“ . . . .(Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih banyak manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.” (Surah an-Nisā’/4: 11).

Seseorang  tidak dapat memastikan siapa diantara anak-anaknya yang paling memberi manfaat kepadanya kelak, baik dalam urusan duniawi dan ukhrawi.

Mungkin saja awalnya seseorang menduga bahwa sang ayah yang paling ideal baginya dan kelak memberi syafaat, namun ternyata di kemudian hari terbukti jelas bahwa sang anak adalah yang mengangkat derajatnya di sisi Allah. Tentu, hal tersebut dapat berlaku sebaliknya.

Seorang kiai pernah menggadang-gadang salah seorang muridnya yang dikenal pintar untuk menjadi penerusnya di pondok pesantren. Melanjutkan estafet kepemimpinan dari kebaikan yang telah dia rintis dengan peluh dan air mata.

Syahdan, waktu berlalu dan musim berganti, si murid cerdas mulai menjaga jarak kemudian menjauh dari kehidupan sang kiai. Pupus harapan sang kiai terhadap murid kebanggaannya tersebut.

Namun harapan kepada Allah tidak boleh putus.

Di tengah kerisauan sang kiai, matanya diarahkan oleh Allah kepada muridnya yang lain. Prestasinya sangat standar, akan tetapi memiliki kesetiaan yang teruji.

Banyak momen telah dilalui dan sebenarnya sang murid selalu membersamai. Maka dia pantas menjadi pilihan dan obsesi.

Murid pintar pilihan diri, murid standar pilihan Ilahi. Pilihan Ilahi, tentu yang terbaik dan pasti.

 

وكم لله من لطفٍ خفيٍ * يَدِقّ خَفَاهُ عَنْ فَهْمِ الذَّكِيِّ

وَكَمْ يُسْرٍ أَتَى مِنْ بَعْدِ عُسْر * فَفَرَّجَ كُرْبَة َ القَلْبِ الشَّجِيِّ

 

Oleh: Fakhrizal Idris

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *