Laut dan sungai

Byadmin

Jun 19, 2021

Nabi Sulaiman alaihissalam memiliki ilmu yang luas dan pemahaman yang mendalam. Beliau memiliki sarana dan prasarana yang sangat lengkap dan canggih.

Namun semua itu tidak menjadikan beliau mengetahui segala sesuatu dan melakukan segala hal.

Bahkan ketika sekelompok kaum yang jaraknya tidak jauh bagi Nabi Sulaiman alaihissalam – yang memiliki mukjizat menempuh perjalanan satu bulan hanya dengan setengah hari saja – menyembah matahari; padahal sesembahan yang hak hanya Allah Ta’ala  semata, Sang Nabi terluput mengetahuinya. Hingga seekor burung kecil menginformasikannya kepada beliau.

فَمَكَثَ غَيْرَ بَعِيْدٍ فَقَالَ اَحَطْتُّ بِمَا لَمْ تُحِطْ بِهٖ وَجِئْتُكَ مِنْ سَبَاٍ ۢبِنَبَاٍ يَّقِيْنٍ

Maka tidak lama kemudian (datanglah Hud-hud), lalu ia berkata, “Aku telah mengetahui sesuatu yang belum engkau ketahui. Aku datang kepadamu dari negeri Saba’ membawa suatu berita yang meyakinkan.” QS. An-Naml: 22

Peristiwa tersebut dijadikan landasan dalil oleh ulama bahwa terkadang manusia yang paling luas ilmunya, bisa luput darinya sesuatu yang kecil.

***

Lautan memang sangat luas dan dalam, mengandung begitu banyak sumber daya alam, terkhusus ikan-ikan yang sangat kaya protein.

Namun sangat disadari bahwa sungai yang dangkal juga merupakan habitat bagi banyak jenis ikan. Dan tidak sedikit ikan sungai yang rasanya lebih lezat dari ikan laut.

Dua bersaudara Zainuddin bin Ibrahim bin Muhammad (w. 970 H) dan Sirajuddin Umar bin Ibrahim (w. 1005 H) menulis syarah dari kitab Imam Abu Barakaat Abdullah bin Ahmad al-Nasafiy; Kanzu al-Daqaaiq (Kitab Fikih Mazhab Hanafi).

Zainuddin menamakan kitabnya al-Bahr al-Raaiq, sedangkan Sirajuddin menamakan kitabnya yang lebih tipis dibandingkan kitab sang kakak dengan nama al-Nahr al-Faaiq.

Dari hal tersebut di atas munculnya permisalan,

قَدْ يُوْجَدُ فِي النَّهْرِ مَا لَا يُوْجَدُ فِي البَحْرِ

“Terkadang, ditemukan di sungai (yang terbatas) apa yang tidak dapat ditemukan di laut (yang lepas).”

Laut (al-Bahr) adalah kitabnya Zainuddin.

Sungai (al-Nahr) adalah kitabnya Sirajuddin rahimahumallah.

Oleh: Fakhrizal Idris

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *