Ibnu Khaldun dalam mukadimah kitab Tarikh-nya menyebutkan bagaimana pada awal Islam konflik dan gesekan internal umat Islam sangat minim terjadi.

Alasannya sangat jelas karena ada musuh yang terus menyerang dan menyibukkan mereka dari pihak eksternal. Semisal kafir Quraisy, kemudian setelah kaum Quraisy menjadi kekuatan internal dan bergabung di bawah panji Islam, kaum Muslim disibukkan dengan imperium Persia dan Romawi.

Setelah imperium Persia dan Romawi berhasil ditaklukkan, maka dengan takdir Allah konflik internal umat Muslim sangat jelas terlihat.

Nabi Yusuf alaihissalam lebih berkembang dan maju, karena beliau tidak pernah memandang sepuluh saudara se-ayahnya sebagai musuh.

Sebaliknya sepuluh bersaudara tersebut kondisi mereka stagnan, karena mereka hanya fokus pada seorang bocah kecil dan menjadikan dia sebagai rival padahal mereka (sepuluh bersaudara) adalah ‘Ushbah (golongan kuat).

Sekuat apa pun seseorang, jika lawannya anak kecil maka sebenarnya levelnya hanya sebatas itu.

Sepuluh orang kuat dan dewasa melawan seorang anak kecil maka pertempurannya tidak akan berdarah-darah. Seandainya ada darah, mungkin hanya darah palsu.  

Seratus ekor harimau sumatera yang buas di pimpin oleh seekor  anjing, maka seratus harimau tersebut akan bertempur dengan gaya anjing.

Sebaliknya, seratus ekor anjing yang di pimpin oleh seekor harimau hutan sumatera yang buas dan kelaparan. Maka seratus ekor anjing tersebut akan bertempur dengan gaya harimau.

Negara Amerika Serikat terakhir sekali terjadi perang saudara atau mereka menyebutnya perang sipil pada tahun 1865 M. Setelahnya, lawan perang mereka adalah dengan pihak eksternal dan medan perang di luar tanah Amerika Serikat. Negeri mereka hanya tempat mengumpulkan harta rampasan perang.   

Yang lebih mengkhawatirkan adalah ketika pihak eksternal paham dengan situasi tersebut. Maka kemudian dengan sengaja diciptakan konflik internal dan keuntungan yang diperoleh sangat banyak terutama dari sisi ekonomi.

Menurut studi dari Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), total omset penjualan senjata secara gobal tahun 2018 lalu adalah 420 miliar dollar US atau setara dengan Rp. 6006 triliun.

Allah Ta’ala berfirman,

مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللّٰهِ ۗوَالَّذِيْنَ مَعَهٗٓ اَشِدَّاۤءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاۤءُ بَيْنَهُمْ

Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.” QS. Al-Fath: 29

Maka jangan bersikap sebaliknya; keras terhadap sesama dan berkasih sayang dengan musuh.

Oleh: Fakhrizal Idris

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *