Nabi Muhammad ﷺ pernah mengisahkan tentang seorang laki-laki di sebuah padang pasir yang luas bersama hewan tunggangannya. Namun tiba-tiba hewan tersebut lepas, padahal di atas punggungnya ada makanan dan minuman perbekalan laki-laki tersebut.
Dia pun akhirnya dia merasa putus asa untuk menemukannya kembali. Kemudian ia beristirahat dengan berbaring di bawah pohon yang rindang.
Ketika dia masih dalam kondisi yang demikian, tiba-tiba dia mendapatkan untanya sudah berada di sampingnya.
Ia pun segera mengambil tali kekangnya kemudian berkata; “Ya Allah Engkau hambaku dan aku ini Tuhan-Mu.”
Rasulullah ﷺ bersabda,
أَخْطَأَ مِنْ شِدَّةِ الْفَرَحِ
“Dia telah salah (berucap) karena terlalu senang.” HR. Muslim (2747)
Ketika kondisi jiwa sangat gembira atau sangat sedih atau di bawah tekanan, seseorang dapat bertindak dan berucap di bawah alam bawah sadar. Lisannya mendahului kerja otaknya dalam berkata-kata (Sabqus lisan).
***
Seorang pengusaha dan konglomerat besar menceritakan masalah yang dihadapinya di tahun 2020 ini. Yaitu ketika namanya dikaitkan dengan kasus Jiwasraya yang menyebabkan kerugian negara dan masyarakat triliunan Rupiah.
Bahkan sebagaimana diketahui pihak-pihak yang terlibat dengan skandal Jiwasraya divonis oleh Majelis Hakim dengan kurungan penjara seumur hidup.
Konglomerat yang namanya termasuk 10 besar orang terkaya di Indonesia tersebut dikenal sebagai seorang penganut Nasrani atau kristen yang taat.
Kemudian, ketika dia mengungkapkan perasaannya terkait kasus Jiwasraya dia berkata,
“Alhamdulillah ya, bahwa ternyata Kejaksaan Agung meng-clear-kan. Kejaksaaan Agung sudah memeriksa ratusan orang dan tidak ada nama saya dalam skandal tersebut,” ujar laki-laki tersebut dalam sesi wawancara empat mata yang di upload di media sosial.
Entah, kata ‘Alhamdulillah’ dia ucapkan karena terlalu senang dia berhasil bebas dari kasus besar tersebut.
Atau karena perasaan takut di penjara atau karena merasa tertekan karena posisinya yang mentereng di pemerintahan dan harta yang sangat banyak serta nama besar, kemudian merasa hina dikaitkan dengan kasus korupsi.
Penjara memang menakutkan bagi sebagian orang, namun bagi sebagian yang lain di dalam atau di luar penjara bagi mereka sama saja.
Karena bagi golongan kedua tersebut ucapan mereka adalah,
Alhamdulillahi ‘alaa kulli haalin, wa na’uzubillahi min haali ahlinnar (Segala puji bagi Allah dalam setiap keadaaan dan kami memohon perlindungan Allah dari [keburukan] keadaan penghuni neraka)
Sedangkan yang di luar penjara harus waspada, jangan dilupakan atau diperdaya setan terhadap nasib saudaranya yang dipenjara. Apalagi saudaranya tersebut pernah berbuat ihsan kepada mereka, sehingga mereka terbebas dari belenggu konglomerat hitam dan manusia-manusia pragmatis.
Oleh: Fakhrizal Idris