Suara berat khas Ustaz Mansur Salim terdengar jelas ketika itu, beliau menjadi pembicara pada kuliah umum yang diselenggarakan di STIBA, tepatnya di masjid kampus STIBA Makassar. Sekitar pertengahan tahun 2005 M.

Dalam materi yang beliau paparkan, disebutlah tentang apa yang harus dilakukan terhadap mushaf Al-Qur’an yang telah usang atau rusak tak terpakai lagi.

Apa yang harus dilakukan?

Menurut Ustaz Mansur Salim lembaran mushaf tersebut harus ditanam di dalam tanah.

Mengapa tidak dibakar saja?

Masih menurut Ustaz Mansur, karena hal tersebut diqiyaskan dengan manusia. Apakah manusia mau dibakar ketika dia mati?

Pendapat tersebut beliau riwayatkan dari salah seorang gurunya.

Setelah kesempatan berbicara selesai, beliau duduk di saf terdepan bersama asatizah lainnya.

Ketika itu, Ustaz Muh. Ikhwan Abd. Jalil yang berada tepat di samping beliau terlihat membisikkan sesuatu ke telinga Ustaz Mansur Salim.

Tak lama berselang, setelah diskusi singkat antara keduanya. Tiba-tiba Ustaz  Mansur Salim maju kedepan, dihadapan hadirin beliau berkata, “Saya menarik fatwa yang barusan saya sampaikan. Karena perlakuan yang lebih tepat terhadap mushaf yang telah usang dan tidak dipakai lagi adalah dengan membakarnya. Hal tersebut diriwayatkan dari sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, dan dicantumkan oleh Imam Bukhari di kitab Sahih-nya. Terima kasih kepada Ustaz Muh. Ikhwan yang telah mengoreksi saya.” Ujar Ustaz Mansur Salim dengan tegas dan lancar.

Berani rujuk kepada kebenaran dan hal yang lebih tepat adalah salah satu sifat yang diwariskan Ustaz Mansur Salim kepada siapapun yang pernah belajar dari beliau rahimahullahu Ta’ala.

الرجوع إلى الحق فضيلة

“(Berani) kembali kepada kebenaran adalah (wujud nyata) keutamaan”.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *